Pada akhir Juni 2020, sekelompok dosen dari berbagai perguruan tinggi di Provinsi Banten mengadakan diskusi intensif mengenai tantangan dalam menjalankan “dwi dharma” dosen—yaitu kewajiban penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Dari pertemuan awal itulah, pada tanggal 30 Juni 2020, secara resmi didirikan Jejaring Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (JPPM). Nama dan struktur organisasi diputuskan bersama untuk menjadi payung kolaborasi antardosen, dengan tujuan memudahkan sinergi, pertukaran ide, serta perencanaan kegiatan riset dan pengabdian yang saling melengkapi.

Dalam tahap pembentukan, JPPM menekankan pentingnya inklusivitas dan keterbukaan. Setiap anggota—baik dosen senior maupun junior—didorong untuk menyumbangkan keahlian, jaringan, dan sumber daya. Melalui mekanisme rapat berkala, forum daring, dan lokakarya singkat, anggota JPPM dapat mengenali kebutuhan masing‑masing, merumuskan prioritas tema riset, serta merancang program pengabdian yang tepat sasaran. Pendekatan ini menjamin bahwa setiap proposal kegiatan lahir dari diskusi kolaboratif, bukan inisiatif sepihak.

Salah satu kendala utama yang diidentifikasi adalah banyaknya dosen yang kesulitan menemukan lokasi pengabdian dan mitra lokal yang sesuai. Selain itu, minimnya anggaran terkadang membuat proposal kegiatan terbengkalai bahkan sebelum diajukan. JPPM kemudian merancang “Bank Mitra dan Lokasi”—database berisi informasi kontak lembaga masyarakat, pemerintah desa, dan LSM di wilayah Banten—serta “Skema Pembagian Anggaran” yang transparan, agar setiap anggota dapat memperoleh dukungan dana secara proporsional sesuai kontribusi.

Lebih jauh, JPPM juga memfasilitasi pelatihan penyusunan proposal hibah kompetitif, pelaporan keuangan, dan manajemen proyek. Dalam setiap sesi pendampingan, anggota dibimbing cara memadukan riset berbasis data dengan kegiatan pengabdian yang berdampak nyata. Model ini telah menghasilkan beberapa proposal yang berhasil didanai, serta menciptakan jejaring antarprogram studi di berbagai kampus sehingga memperkaya perspektif interdisipliner.

Seiring berjalannya waktu, JPPM memperluas cakupan kegiatan dengan mengadakan seminar publik, workshop metodologi penelitian, dan lokakarya evaluasi program pengabdian. Setiap kegiatan dirancang agar dapat diakses dosen dari perguruan tinggi manapun di Banten, termasuk dosen yang berada di lokasi terpencil. Hasilnya adalah peningkatan produktivitas publikasi ilmiah dan pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat, terutama pada sektor pendidikan, kesehatan, dan lingkungan.

Ke depan, JPPM berkomitmen untuk terus mengoptimalkan platform kolaborasi ini dengan memanfaatkan teknologi digital—seperti dashboard monitoring kegiatan dan aplikasi mobile—serta menjalin kemitraan dengan lembaga nasional dan internasional. Dengan demikian, harapannya JPPM tidak hanya menjadi jembatan bagi pelaksanaan dwi dharma dosen di Provinsi Banten, tetapi juga model kemitraan riset‑pengabdian yang dapat direplikasi di wilayah lain.

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *